Belajar dari Keledai

Friday, February 20, 2009


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh kedalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur itu perlu ditimbun (ditutup karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah kedalam sumur. Pada mulanya ,ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam.


Setelah beberapa sekop tanah dituangkan kedalam sumur, si petani melihat kedalam sumur dan tercengang atas apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya yang terus ditimpa oleh bersekop - sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. ia menguncang - guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga -tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.

MORAL :

Kehidupan terus saja menuangkan segala macam tanah dan kotoran kepadamu. Cara untuk keluar dari sumur (kesedihan, masalah, beban pikiran) adalah menemukan cara untuk melangkah (dengan mengguncangkan hal - hal tersebut sebagai pijakan) dengan sabar, karena setiap orang mempunyai kepekaan yang berbeda dan masalah yang berbeda juga (kedalaman sumur). Setiap masalah dalam hidup kita bisa kita gunakan sebagai batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari sumur yang terdalam dengan terus berjuang dan jangan pernah menyerah. Tuhan sudah mati bagi kita dengan tujuan supaya kita hidup. Amin.

Related Articles



0 comments:

Post a Comment