Abraham

Wednesday, July 2, 2008


Abram dilahirkan di Ur-Kasdim, dimana ia hidup bersama bapaknya Terah, dan saudaranya laki-laki Nahor dan Haran, serta keponakannya  Lot. Abram kemudian menikah dengan Sarai. Pada usia 75 tahun, Allah menyuruh Abram meninggalkan Haran dan ia dengan taat berangkat ke tanah Kanaan melalui Sikhem dan Betel. Karena bahaya kelaparan, Abram kemudian berangkat ke Mesir bersama Sarai. Di Mesir tangan kuasa Allah menaungi Abram sehingga Firaun tidak berhasil mengambil Sarai sebagai istrinya ( Kej 12:10-20). Allah menjanjikan kepada Abram, bahwa ia akan memiliki seluruh daerah Kanaan, mulai dari sungai Efrat ke arah barat daya. Setelah tiga belas tahun berlalu, Tuhan kembali menampakkan diri kepada Abram untuk menguatkan lagi perjanjian-Nya tentang masa depan keluarga, bangsa dan negerinya dengan memberikan kepada Abram sebuah tanda, yakni sunat bagi semua laki-laki dan mengganti nama Abram dan Sarai menjadi Abraham dan Sara.

Akhirnya setelah 25 tahun berlalu, Allah benar-benar memberikan keturunan kepada Abraham melalui Sara yang melahirkan Ishak dimasa tuanya. Allah kemudian mengijinkan ujian berat kepada Abraham dengan cara meminta Abraham untuk menyerahkan kepada Allah, anaknya yang tunggal, yaitu Ishak sebagai korban bakaran diatas gunung Muria.





Kita bersyukur kepada Tuhan, karena Abraham patuh. la membawa Ishak ke gunung Moria untuk di bunuh, tetapi Tuhan yang melihat ketaatan Abraham memcegah pembunuhan tersebut terjadi dan Tuhan membuka mata Abraham sehingga ia bisa melihat seekor domba yang tanduknya terkait di semak belukar. Domba tersebut yang dipersembahkan sebagai korban bakaran kepada Allah, ganti Ishak. Abraham, dalam menyatakan kepercayaannya kepada Allah, memberikan beberapa sebutan penghormatan yang tinggi kepada Tuhan, antara lain; Tuhan Yang Mahakuasa ( Kej 17:1), Yang Mahatinggi (Kej 14:22), Yang Kekal (Kej 21:33), Yang Empunya Langit dan Bumi (Kej 14:22,24:3), Hakim Yang Adil Atas Segala Bangsa (Kej 15:14). Disamping itu bagi Abraham, Tuhan itu adil, bijaksana, benar dan adil, murah hati dan pengampun (Kej 18:25, 20:6, 18:19,19:19, 20:6).



Hal lain yang paling mencolok dalam kehidupan Abraham adalah imannya kepada Allah yang dibuktikan dalam ketaatan dan kesiapannya melakukan apapun yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Karena imannya, Abraham rela meninggalkan Ur-Kasdim, dan menjalani kehidupan setengah mengembara atau "musafir", kendati negeri Kanaan telah dijanjikan kepadanya (Kej 13:15, 15:18). Dalam persekutuannya yang karib dengan Tuhan, Abraham mempunyai beberapa kelebihan yang diberikan Tuhan kepadanya, antara lain: karunia penglihatan ( Kej 15:1). Tuhan berkenan mengunjungi Abraham dalam wujud media manusia ( Kej 18:1), dan malaikat (Kej 22:11,15). Disamping memiliki hubungan yang karib dengan Allah, dalam kehidupan rumah tangganya, Abraham dapat menunjukkan teladan yang baik kepada anak-anaknya, dengan cara menunjukkan kasih yang tulus dan dalam kepada mereka. Dalam membina keluarganya, Abraham diakui sebagai pribadi yang dapat menuntun anak-anak dan keturunannya untuk berjalan menurut jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan, dengan menerapkan kebenaran dan keadilan (Kej 18:19). Hambanya Eliezer dan sekutunya di Mamre mematuhi perintah-perintahnya.



Hal lain yang menarik dalam kehidupan Abraham adalah, ia suka menjamu dan menghormati orang-orang yang tidak di kenal (Kej 18:2-8, 21:8), sifatnya murah hati tanpa pamrih (Kej 13:9, 14:23). la mempunyai banyak pelayan ( Kej 14:14), dan harta milik (Kej 13:2), ia sanggup dan berani maju ke medan perang melawan musuh yang jumlahnya lebih besar (Kej 14:15).



Alkitab, bukan hanya mencatat kelebihan-kelebihan Abraham tetapi juga kekurangan-kekurangannya. Beberapa peristiwa-peristiwa yang dianggap sebagai kelemahan besar dalam watak Abraham, ialah kasus penipuan yang terbukti terhadap Firaun di Mesir dan terhadap Abimelek dari Gerar, dengan meminta Sara mengaku sebagai adiknya, demi menyelamatkan hidupnya sendiri (Kej 12:11-13, 20:2-11). Tetapi kemungkinan Sara adalah adik tiri Abraham, dan pernikahan antara saudara tiri biasa terjadi pada jaman itu di Mesir dan Asyur.



Abraham dikasihi oleh Allah dan mempunyai banyak kelebihan yang Tuhan taruh dalam kehidupannya. Karena itu kita harus meminta kepada Tuhan untuk memperlengkapi kita dengan karunia-karunia yang lebih banyak lagi sehingga seperti Abraham kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Mintalah Tuhan memberkati dan memakai kehidupan saudara seperti Tuhan memberkati dan memakai kehidupan Abraham, karena Tuhan Yesus telah menebus kita dari kutuk dosa dan maut, Ia memberikan kepada kita status sebagai anak-anak Israel rohani yang berhak menerima janji yang sama seperti janji yang diberikan oleh Tuhan kepada Abraham.

Related Articles



0 comments:

Post a Comment