Etika Humor di Tempat Kerja

Thursday, July 10, 2008

Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda. Demikian sepenggal kalimat dalam sebuah iklan di televisi. Kesuksesan seorang profesional kadang kala karena ia mampu meninggalkan kesan menarik di hati banyak orang.



Apa saja kesan menarik ketika kita bertemu dengan orang lain? Penampilan, cara berbicara, dan tentu saja humor. Orang yang memiliki selera humor adalah orang yang menarik.



JOKE DI WAKTU DAN SAAT YANG TEPAT



Semua orang senang memiliki rekan kerja yang ceria dan bersahabat. Mempertahankan suasana hati tetap ceria dan bersahabat bukanlah hal mudah. Karena itu, untuk menjaga suasana kerja nyaman dan hubungan dengan rekan kerja tidak kaku, kita dapat menyam-paikan humor. Ibarat oase di padang gurun, humor dapat digunakan sebagai jurus jitu melepaskan ketegangan. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa tidak semua orang menyukai humor. Apa saja yang perlu kita perhatikan dalam menyampaikan humor? Ada beberapa hal penting, yaitu:



1 Pertimbangkan lawan bicara saat menyampaikan humor

Humor atau joke yang berlebihan dapat menyinggung perasaan orang lain. Tidak semua orang menerima humor atau joke yang kita ucapkan. Sebaiknya kita mempertimbangkan siapa yang menjadi lawan bicara. Jika orang yang kita ajak bicara itu konservatif, kita dapat menyampaikan humor melalui body language (bahasa tubuh).Jika orang yang kita ajak bicara itu kaku dan tidak memiliki selera humor, kita dapat memancing dengan ilustrasi atau mungkin gerakan dan sikap yang ramah. Kita tidak perlu me-maksakan diri jika orang tersebut tidak respek dengan apa yang kita lakukan. Sebaiknya kita berpikir positif saja. Mungkin ia sedang menghadapi masalah yang tidak kita ketahui.



2 Kapan menyampaikan humor

Menyampaikan humor di saat yang tepat sangat berguna. Misalnya, saat kita menghadiri meeting atau bercakap-cakap dengan rekan kerja, cobalah cairkan suasana dengan humor. Seorang pembicara dapat menggunakan humor sebelum menyampaikan makalah atau di tengah-tengah acara. Dalam hal ini pembicara menarik audience agar tetap memberikan perhatian terhadap topik yang disampaikan. 





BATAS-BATAS MENYAMPAIKAN HUMOR



 

Ada banyak jenis humor. Humor berbentuk ilustrasi, teka-teki, humor tentang pekerjaan, keluarga, berbau politik, ekonomi, bahkan humor berkonotasi porno.Sebelum menyampaikan humor, kita harus melihat lawan bicara kita. Melontarkan humor di saat tepat pada orang yang tepat akan sangat berguna karena dapat membuat suasana jadi rileks. Saat menyampaikan humor, ada batas-batas tertentu yang harus kita perhatikan. Misalnya, joke yang dilontarkan kepada rekan kerja akan sangat berbeda dengan joke yang kita lontarkan kepada pemimpin atau orang penting lainnya. Demikian pula joke yang kita lontarkan kepada orang dewasa tidak akan sama dengan joke yang kita lontarkan ke anak-anak. Jadi, kita tidak bisa sembarang melontarkan joke tanpa memedulikan orang yang akan mendengarkan.Untuk mengukur sense of humor seseorang, kita dapat melihat sikap mereka. Orang yang memiliki sense of humor yang tinggi cenderung tidak betah berbicara serius saat sedang dalam kondisi serius. Tak jarang ia akan mengucapkan kata-kata yang akan membuat orang tertawa atau ia menunjukkannya lewat ekspresi wajah.

 

Menurut beberapa orang, humor akan lebih menarik jika dibumbui hal-hal berbau porno. Namun, harus tetap diingat bahwa tidak semua humor menjadi lebih menarik meski dibumbui hal berbau porno. Sebagai profesional muda, hendaknya humor kita berkisar pada wawasan atau berhubungan dengan pekerjaan. Hindari humor berkesan jorok, menyinggung SARA atau melecehkan. Jangan sampai humor yang kita lontarkan terdengar “asal” karena hal tersebut akan menurunkan kredibilitas kita di mata rekan kerja.MENEGUR TEMANBagaimana jika rekan kerja kita kebablasan menyampaikan humor padahal sedang bertatap muka dengan tamu? Menegurnya secara langsung tidaklah bijak. Teguran langsung di ha-dapan rekan kerja yang lain pasti akan menyinggung harga dirinya. Ia akan malu atau malah melawan jika kita spontan menegur di hadapan rekan-rekan sekerja. Kita dapat mengingatkan agar ia dapat mengontrol diri. Jangan sampai hal itu menjadi trade mark setiap kali ia berhadapan dengan orang lain. Ada beberapa orang yang tidak tahan jika tidak melucu. Hal itu perlu disyukuri karena kehadirannya membawa suasana yang cukup menyenangkan sehingga mengurangi stres kerja. Mungkin yang perlu dikurangi orang tersebut adalah kata-kata atau kalimat yang kurang pantas didengar. Sekali lagi, apa pun humor yang ingin kita lontarkan, kita perlu memikirkan si pendengar. Jadi, sesuatu yang sangat penting untuk dipertimbangkan adalah sejauh mana orang yang akan kita ceritakan humor tersebut dapat menangkap maksud dari humor itu.(Bahana)



Oleh: Indayati Oetomo (Direktur Internasional John Robert Powers) 

Related Articles



1 comments:

t1nez said...

Percobaan komentar di blogspot

Post a Comment